Selasa, 02 April 2013

April Mop dan Masyarakat Sosial di Indonesia

Apa yang jadikan April Mop begitu populer dan nilai apa yang dapat kita petik darinya? Silahkan simak renunganku ini, walau aku tidak akan bahas asal-usul dan latar belakangnya secara detail.

April Mop, atau April Fools Day, adalah hari yang dipercaya bahwa berbohong, berbuat iseng, jahil dan nakal diperbolehkan selama satu hari tersebut. Hari yang jatuh pada tanggal 1 April tiap tahun ini sering menjadi wahana humor praktis (juga malapetaka) bagi sekelompok orang. Siapa saja dapat menjadi pelaku April Mop, tanpa perduli umur atau tingkat sosial, dan siapapun itu dapat menjadi korbannya.

Mungkin, faktor humor dan sifat universal inilah yang menjadikan April Mop begitu populer. Aku pikir, insting primitif yang mendorong sikap dominan pelaku terhadap korban juga berperan dalam kasus ini. Aku perhatikan, insting ini dimanifestasikan dalam bentuk kepuasan pada diri para pelaku bila berhasil 'mengerjai' sang korban.

Lantas apa hubungannya April Mop dengan kehidupan sosial budaya orang Indonesia? Aku melihat potret diri yang suram, bila kita pandang dari sisi kematangan bangsa kita sebagai masyarakat yang berbudaya. Secara kolektif, kita sebagai orang Indonesia sudah kebal terhadap berbagai perbuatan iseng atau jahil sehari-hari, karena kita sudah sering menyaksikan berbagai kebohongan dan hal-hal tercela lainnya yang terjadi di sekitar kita. Kadang kita berperan sebagai pelaku, kadang sebagai korban, bahkan hanya sebagai pemirsa dari berbagai hal ini. Pengalaman silih berganti sebagai pelaku, korban dan pemirsa telah menyurutkan rasa peka terhadap situasi sosial yang terjadi di lingkungan kita. Bahkan, candaan dan humor April Mop tiap tahun sudah tidak mampu untuk menggelitik perasaan tersebut. Bagi orang Indonesia, April Mop selalu terjadi setiap hari.

Sungguh menyedihkan.